Masih Inget nggak soal-soalnya?
Ini deh saya kasi contoh soalnya.
1.Temanmu terdiri atas berbagai macam suku bangsa. Hal yang sebaiknya kamu lakukan dalam
pergaulan di sekolah adalah ….
a. memilih teman yang pandai saja
b. bergaul dengan teman satu suku
c. tidak bergaul dengan siapa-siapa
d. bergaul dengan siapa saja
a. melapor pada aparat
b. membantu semampunya
c. menuntut pemerintah agar segera mengatasinya
d. mencegah agar bencana tidak sampai ke daerah kita
3.Kita harus merasa bangga ….
a. berkebangsaan Indonesia
b. memiliki kekayaan alam
c. memiliki banyak penduduk
d. memiliki keluarga sejahtera
4.Persatuan dikembangkan atas dasar ….
a. kemerdekaan
b. hak asasi
c. Bhinneka Tunggal Ika
d. peraturan pemerintah
5.Negara kita didirikan atas dasar ….
a. kemauan rakyat
b. Pancasila
c. pemilihan umum
d. keinginan sekelompok orang
Hayooo nomer 1 sama 2 jawabannya apa..?
Ayo lembar jawabannya ditukarkan ke teman sebelahnya, sekarang waktunya mengoreksi.
Nomer 1 Jawabannya D
Nomer 2 Jawabannya B
Yang salah dicoret ya, jangan dibenarkan, harus jujur! *Begitu kata Bu Guru*
Kita lanjutkan koreksinya ya..
Nomer 3 Jawabannya A
Nomer 4 Jawabannya C
Nomer 5 Jawabannya B
Saat ini tampaknya hal-hal seperti ini sudah mulai diremehkan.
Tidak ada orang tua yang bangga akan hasil ujian PPKn anaknya.
Jarang sekali ada orang tua yang saya dengar membanggakan bagaimana anaknya mendapatkan nilai bagus di PPKn.
BAHKAN,
PPKn mulai dihilangkan materi kePancasilaannya menjadi sekedar PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) ataupun Kwn (Kewarganegaraan),
KENAPA?
Karena dinilai terlalu mudah..
Tidak memberikan pengaruh perkembangan intelektual yang signifikan pada masa pertumbuhan..
Nilai bagus terlalu mudah didapatkan..
Berbeda dengan matematika, fisika, biologi, IPS, Bahasa Inggris yang jelas mengasah kemampuan intelektual siswa kan?
Nilai bagus pun terasa sangat berharga untuk dibanggakan oleh para orang tua.
Bayangin coba ada 3 Ibu-ibu yang sedang bercakap-cakap,
A: "Eh, anakku kemarin olimpiade matematika tembus tingkat propinsi lho"
B: "Klo anakku kemarin menang lomba pidato bahasa Inggris"
tiba-tiba,
C: "Anakku kemarin PPKn nya dapat 100"
Pasti ibu A dan B memandang sini dengan pemikiran dalam hati dengan sinisnya,
"PPKn kan tinggal milih yang paling baik, yang terpuji-terpuji aja udah bisa dapet bagus!"
"Apa bangganya 100 di PPKn aja, anak goblok ga belajar kalo pilih yang terpuji juga bisa, huh!"
Jujur, menurut saya ini pemikiran yang TERAMAT SANGAT SEMPITnya,
Mungkin harus dibedah dulu otaknya biar ada ruang kosong yang bisa mengisi di dalamnya.
PPKn itu bukan tipe pelajaran yang mengasah intelektual memang.
Pelajaran itu adalah mengasah siswa secara emosional dan spiritual.
Dan jujur kedua penilaian kecerdasan itu tidak kalah penting dari intelektual.
Yang kita bahas di PPKn memang sebuah pilihan yang mudah,
tapi semuanya adalah pilihan hidup!
Sebuah pilihan hidup untuk menuntun pada kehidupan yang lebih baik.
Soal-soal yang tertera di atas adalah soal untuk UTS anak kelas 6 SD yang saya ambil dari *rahasia,haha*
Dan ini membuktikan bahwa kami, para generasi yang sempat mengenyam pendidikan PPKn telah dihipnotis selama 6 tahun bahkan lebih, UNTUK MEMILIH TINDAKAN YANG BENAR DEMI NILAI YANG BAIK!
SAYA TELAH DI DOKTRIN SELAMA 6 TAHUN LEBIH UNTUK MEMILIH SESUATU YANG TERPUJI DARIPADA SESUATU YANG TERCELA AGAR NILAI SAYA BAIK PADA ULANGAN..
saya akui proses ini berhasil..
Berkali-kali saya menemui pada generasi saya, jika kita mengingat apa makna dari pelajaran PPKn?
Jawabannya selalu, "Pilih saya yang terpuji, pilih saja yang baik-baik"
Sehingga saya berani bilang doktrinnya sukses!
Yang harus kita renungkan saat ini adalah, bagaimana kondisi negara kita?
Betapa bobroknya kita saat ini?
Betapa bobroknya pula sistem yang telah tercipta di Indonesia?
Kenapa kita bisa lupa pada apa yang diajarkan pada kita saat kecil dulu?
Melihat kondisi negara kita yang semakin gonjak-ganjik seperti ini, saya semakin sedih melihat bagaimana cara mayoritas orang tua yang termasuk golongan berpunya mendidik anaknya.
Mereka masukkan anak mereka ke KUMON agar pintar matematika.
Mereka leskan ke EF atau LIA agak pandai berbahasa inggris.
Mereka bayar guru SD untuk memberi tambahan pelajaran sehingga Nilai ulangan IPA mereka naik.
Ini tampaknya kita sudah mulai teracuni oleh budaya barat yang semuanya hanya sekedar mengejar intelektualitas!
Anak umur 3 tahun sudah bisa baca tulis dianggap hebat!
Anak umur 2,5 tahun sudah bisa membaca Jam Analog dianggap hebat!
Teramat sangat sempitnya,
Justru melupakan sebuah Ilmu yang tidak hanya mengurusi masalah dunia saja, tapi juga sudah mencakup ilmu-ilmu akhirat untuk bisa menjaga hubungan antar sesama manusia dan memperoleh Rahmat dariNya.
Karena dengan SEBUAH TINDAKAN YANG BENAR LAH, KITA BISA MEMPEROLEH NILAI BAIK Dari-NYA.
Jujur, kalo saya yang pegang itu materi untuk anak sekolah,
saya nggak akan hilangkan kata PANCASILA dari PPKn!
Dan sebagai tambahannya, tidak hanya sebatas sampai kelas 6 SD,
Tapi sampai SMA pun akan terus diajarkan.
Bukannya malah menghilangkan pendidikan pancasila dan menyisakan kewarganegaraannya saja,
Agar doktrin MEMILIH TINDAKAN YANG BENAR DEMI NILAI YANG BAIK bisa berjalan selama 12 tahun.
Agar mereka yang menjadi kader-kader bangsa ini bisa memahami dasar-dasar ideologi yang dengan susah payah diletakkan oleh pendahulu-pendahulu kita dengan taruhan nyawa.
Sebagai pribadi indonesia
Yang membawa perisai di dadanya
Bergambarkan pancasila
Layaknya sang garuda pancasila
Yang dengan kuatnya
Mencengkram sebuah pita
Bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika"
Harapan Pribadi:
Semoga generasi kelahiran 1990-1991 dan sekitarnya yang dikatakan sebagai generasi terakhir yang mengenyam PPKn secara penuh bila tiba saatnya nanti menjadi pemimpin yang akan menggerakkan bangsa ini, bisa mengingat kembali apa yang ia dapatkan secara emosional dan spiritual pada saat masih duduk di bangku sekolah dulu..
NB:
Tahun 1994 pelajaran PPKn masih dienyam oleh siswa-siswa SMA.. (T.T)
Sedihnya melihat sistem pendidikan dewasa ini yang SOK GENIUS