Saya pasti akan jawab "Punk Rock"
Sebelum berlanjut ke pembahasan yang berikutnya, mungkin mari kita samakan persepsi dulu.
Bagi saya:
Green Day
Blink 182
Fall Out Boy
All Time Low
Kalo yang indonesia yang paling terkenal,
Superman is Dead
Jadi kalo ada yang mau bilang bahwa mereka semua masih kurang punk rock,
dan punk rock itu seharusnya seperti ini:
Misfits
Karena jika kita melihat ke para pendahulu Punk Rock seperti,
Ramones
Jadi begitu banyaknya warna dalam Punk Rock yang dipengaruhi oleh daerah dan budaya masing-masing. Jika mau diteruskan, bahkan,
Paramore
Menurut sejarahnya,
Seharusnya Punk Rock itu menyuarakan sesuatu yang berkaitan dengan pemberontakan pada penindasan pemerintah atau stakeholder.
Sebuah teriakan anti-kemapanan dan solidaritas masyarakat yang tinggi untuk membuat tuntutan sosial demi kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Secara ide, gerakan Punk bergerak dengan sangat murni dan baik.
Namun dengan adanya kepentingan legitimasi identitas karena mayoritas para penganut aliran punk ini adalah para orang-orang tersisih, akhirnya Punk itu sangat erat kaitannya dengan gaya rambut yang begini:
Sebuah ideologi punk menyebar lewat musik dan lirik, literatur, gambar, aksi nyata, serta fashion yang membuat anak-anak muda semakin mudah terpengaruh pada ideologi ini. Pada akhirnya semakin lama musik semakin berkembang, dari yang
Ya bisa dibilang seperti band-band yang ada di atas lah musisinya.
Musik mereka bagi saya sangat bagus, sangat membangkitkan gelora jiwa dan semangat.
Tapi sebagai musik yang berkaitan dengan industri musik pada akhirnya akan berhubungan erat dengan pemasaran.
Pemasaran tersebut tentunya dikaitkan dengan ide-ide punk, identitas punk, bahkan gaya hidup punk.
Untuk soal gaya hidup saya sendiri heran,
kenapa gaya hidup yang digunakan justru adalah tentang miras, tentang free sex, tentang anarki, tentang obat-obatan terlarang.
Tidak hanya itu,
ada sebuah budaya musik yang disebut "Moshing" atau "Pogo" bagi anak-anak malang yaitu dalam konser yang berdesak2an orang mereka semua berjoget seperti orang terhipnotis,
bersenggol-senggolan dengan keras, liar, saling tabrak sana sini, dan jika dilihat dari luar mereka lebih tampak seperti bertarung daripada menikmati musik.
Tapi mereka bilang bahwa itu adalah cara paling nikmat untuk menikmati musik punk.
Itu di luar negeri, maupun di Indonesia sama aja.
Kalo di Indonesia yang saya lihat malah ada tambahannya lagi yang jauh lebih parah.
Mungkin daripada saya narasikan ada yang nggak terima, mending saya sajikan gambarnya aja ya..
Jujur saya memang penikmat musik Punk Rock dan saya pun suka banget nonton konser.
Kalo Green Day atau All Time Low ke Indonesia walaupun harus bolos kuliah pasti saya belain nonton.
Tapi sayangnya kenapa harus dibarengi dengan budaya seperti itu?
Saya pengen sebetulnya ikut loncat-loncat menikmati musik bersama orang lain di konser,
tapi kalo mau "Pogo" duh, maaf aja ya, justru membuat musik yang saya dengar nggak bisa dinikmati lagi.
Belum lagi pemasarannya yang membawa promosi freesex dan miras.
Semakin sedih sebetulnya.
Saya yang sebetulnya suka banget sama Superman is Dead beberapa kali mereka ke Malang jadi nggak berani nonton deh.
Tiketnya gratis lagi! Bayar aja takut banget buat masuk, apalagi gratis gitu..
Apa memang sudah nggak bisa lagi para penikmat musik hanya datang untuk musik?
Di sini saya nggak cuma mau ngomong masalah Punk Rock ya,
bahkan dangdut dan dangdut koplo yang justru asli dari Indonesia itu juga membawa sebuah budaya yang buruk lho.
Jika mau diidentifikasi musik yang lahir dari Indonesia dan bisa bertahan di masa modern ini justru Dangdut dan Dangdut Koplo.
Sekali lagi jujur, karena pengaruh dari temen-temen kuliah yang bisa saya bilang agak kreatif,
mereka suka banget cari-cari lagu koplo dan membuat saya jadi ikutan suka Lagu-lagu koplo.
Mungkin koplo ga punya lagu asli di aliran itu, tapi semua lagu bisa dikoplokan dan jadinya Lucu bangeeeet!
The Final Count Down, Selir Hati, dan banyak lagu lain dari segala macam aliran bisa dikoplokan.
Tapi jika mau diperhatikan,
koplo juga mengandung miras dan freesex dalam pemasarannya.
Yang dari kampung ke kampung, pasti konsernya si penyanyi pake baju yang minim dan vulgar banget.
Trus begitu juga penontonnya yang mabuk-mabuk setengah sadar.
Tapi semua itu dibiarkan begitu saja, kenapa?
Akhirnya budaya itu membuat imej dangdut koplo ini menjadi musik kelas bawah dan kampungan.
Padahal saya sebagai penikmat musik merasa Koplo itu bagus bangetlho!
Sebetulnya kan bisa ditertibkan kalo yang kasusnya seperti itu.
Inilah mirisnya kebudayaan dan promosi gaya hidup lewat musik.
Nggak heran juga sih kalo ada aliran ekstrimis yang menganggap bahwa nggak boleh ada konser-konser musik gara-gara yang beginian ini.
Tapi saya bukan aliran ekstrimis, saya sbg penikmat musik masih merasa selama saya nggak ikut-ikut budayanya kenapa saya nggak boleh menikmati musiknya?
Saya yakin di luar sana banyak juga orang seperti saya yang merasakan hal yang sama.
Di sisi lain saya sebagai orang indonesia merasa terjajah oleh kondisi seperti ini.
Budaya indonesia semakin bergeser menuju budaya barat karena hal-hal yang seperti ini.
Tapi saya masih bisa melihat sinar terang di masa depan Indonesia.
Saya sangat optimis melihat masa depan bangsa kita setelah mempelajari apa yang terjadi di masa lalu.
Oleh karena itu selama saya masih ingin menikmati musik, dan saya masih ingin berjuang untuk Indonesia,
saya akan teriakkan:
"KAMI DATANG UNTUK MUSIK!!"
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_ideology
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_punk_subculture
http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_rock
http://en.wikipedia.org/wiki/Moshing
Wah, kok wikipedia Er?
Masya'Allah, ini kan blog bukan karya tulis ato skripsi. Suka-suka yang bikin lah!
NB:
Oh iya, judul dari postingan ini saya dapatkan dari lagu "Kami Datang untuk Musik" nya band retro THE UPSTAIRS
Monggo kalo mau dilihat videoklipnya.
Lucu lho!!! Hahahahahaha~
Dan di sisi lain ada juga lho band rock yang tega ngusir fansnya gara-gara mau moshing ato hampir berkelahi..