Yang menscreening adalah sekretaris wilayah 4 ISMKI, yaitu mas ucup PD 07 FK UB.
Ada 2 pertanyaan yang saya nggak mungkin lupa sampe kapanpun.
Pertama adalah "sistem apa yang akan saya pakai untuk mengakarkan ISMKI ke seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia?"
Saya jawab, saya akan pakai efek domino dengan menularkan keismkian pada orang2 tertentu yang punya pengaruh, untuk mereka menularkan lagi pada orang lain.
Jujur jawaban saya waktu itu sebetulnya setengah ngawur, setengah gak mikir. Lha wong cuma dikasi waktu dikit banget.
Ternyata setelah saya menjadi sekretaris wilayah 4 di ISMKI, eh jawaban saya ternyata bener juga, hahahaha.
Benar-benar aplikatif, dan memang inilah yang paling efektif untuk dilakukan hingga sekarang. Thx to mas ucup.
Ini yang mungkin bakal saya bahas panjang lebar kali ini.
Buset dah! Masih juga mahasiswa tahun pertama sudah ditanya tujuan besar dalam hidup.
Mikir-mikir agak lama sih.
Mau ngejawab jadi dokter, perasaan 5 tahun juga jadi, masak tujuan besar hidup bisa diraih dalam waktu 5 tahun aja?
Harusnya kan itu adalah pengejaran seumur hidup.
Mau ngejawab mengabdi pada masyarakat, kayaknya terlalu klise. Banyak petinggi parpol yang bilang mau mengabdi pada masyarakat,
tapi skrg bisa kita lihat mayoritas dari mereka juga begitu punya jabatan sudah nggak setajam dulu taringnya.
Mau ngejawab punya istri yang sholeh, cantik, pengertian, dll hehehe.
Kan impian semua pria tuh! Tapi apa bener itu tujuan terbesar dalam hidup? Kayaknya juga masih kurang pas.
Makin lama makin didesak sama mas ucup, makin sesak dan akhirnya aktivitas otak meningkat, timbul sebuah kebijaksanaan yang tiada tara.
Katanya kan dalam kondisi mau meninggal oksigen dalam otak menurun drastis, trus kerja otak meningkat hampir maksimal hingga banyak memori yang mungkin sudah hampir terlupakan bisa terpanggil lagi.
Nah sama nih kondisinya, sama-sama terhimpit walaupun oksigen turunnya ga sedrastis orang mau mati.
Akhirnya saya bisa mengingat hampir semua nasehat mama papa waktu awal-awal masuk kuliah tentang kehidupan.
Ada yang masalah jodoh, kuliah harus serius soalnya bakal kerja, ga boleh main-main, pemikiran harus dewasa, dll.
Dan yang saya pilih untuk saya sampaikan sebagai tujuan besar dalam hidup pada mas ucup adalah masalah anak.
Anak? Haahhahaa~
Aneh ya..
Akhirnya saya ceritakan secara persisnya pada mas ucup seperti ini.
Saya dilahirkan di keluarga baik-baik. Keluarga yang tidak begitu saja ujug-ujug langsung kaya.
Tapi anehnya saya tidak pernah merasa kekurangan di meskipun di masa-masa tersulit bagi orang tua saya.
Segala kebutuhan saya tersedia, selalu merasa cukup.
Orang tua saya selalu ada di setiap fase kehidupan saya.
Mengikuti dan mengajari dari yang benar, yang salah, membentuk pola pikir yang lebih dewasa.
Tidak pernah merasa kekurangan itu juga tidak lepas dari ajaran orang tua saya untuk bisa merasa cukup.
Nah yang menjadi tujuan besar saya dalam hidup saya adalah, anak saya nanti minimal harus menerima sesuatu yang sama seperti yang saya terima dari orang tua saya.
Jangan sampai anak saya menerima sesuatu yang justru kurang dari apa yang sudah saya terima dari orang tua saya. Materi maupun non-materi.
Setelah cerita sedemikian panjang, trus mas ucup tanya lagi, "intinya...?"
Hahhaahah,
Saya juga jadi mikir intinya apa ya?
Berhubung malem sebelumnya sudah baca materi manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), akhirnya saya berani jawab,
"KADERISASI!!!"
Dan berakhirlah wawancara yang cukup menegangkan itu.
Endingnya adalah saya ikut LKMM Wilayah, trus lanjut jadi staf magang PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) di wilayah maupun nasional, bersama sahabat saya Dana.
Hahahahhaa, kalo Dana sih emang orang PSDM kelihatan banget dan dia sudah jadi PresBEM sekarang.
Kalo saya entahlah, apa karena jawaban saya dulu makanya berakhir dengan arahan menuju PSDM ato gimana saya juga ga yakin..
2 tahun kemudian, yaitu tahun ini, tepatnya barusan saat saya di kamar mandi..
Lho kok di kamar mandi er?
Yap, biasanya renungan menuju kebijaksanaan dan hasil pemikiran yang jernih itu berawal di kamar mandi. #FAKTA
Saya berpikir lagi tentang jawaban saya waktu itu.
Kok bisa-bisanya saya ngejawab kayak gitu..?
Jawabannya adalah karena saya sevisi dengan ANGRY BIRD!
Hahahahaha~
Angry bird itu dipikir-pikir ga jelas banget lho ceritanya.
Ada babi kelaparan >> Ambil 3 telurnya burung >> ketahuan nih sama burung-burungnya >> para angry bird ngejar babi-babi itu.
Eh akhirnya terjebak dalam kondisi di mana babi-babi yang lain mencegah para angry bird ngejar telurnya dengan bikin bangunan-bangunan perlindungan.
Para angry bird terpaksa harus melancarkan misi bunuh diri dengan melemparkan diri mereka untuk merusak dan membunuh babi-babi yang mau menghalangi pengejaran.
Sekarang mari kita cari esensinya!
Cuma kehilangan 3 telurnya, dia merelakan burung sekampung buat diluncurkan dan bunuh diri.
Aneh? Yap aneh banget..
Tapi kalo mau kita telaah, angry bird ini justru cerdas banget lho.
Yang tau masalah perteluran di kampungnya angry bird itu angry bird sendiri, bukan kita manusia.
Coba lihat, kan pasukannya angry bird ada 5.
Merah = Prajurit biasa
Biru = Belah diri
Hitam = Bom Bunuh diri
Kuning = Jet bunuh diri
Putih = Petelur Bom
Yang bisa bertelur cuma 1 diantara 5, dan itu pun akan menghasilkan telur Bom.
Artinya kalo itu 3 telur ga diselamatkan sama aja dengan para angry bird menanti kepunahannya sendiri.
Memang sepantasnya sekampung itu berkorban demi telur itu.
Ga masalah mau mati semua, yang penting kader mereka, penerus generasi mereka bisa selamat melanjutkan species angry bird.
Jadi kesimpulannya, MEREKA ITU CERDAS!!
Ga jauh beda sama saya tuh angry bird.
Menurut saya memang inilah tujuan hidup saya.
Untuk meneruskan keturunan yang akan mencapai hal-hal lain yang mungkin tidak akan saya capai dalam 1 kehidupan yang saya miliki.
Mungkin di umur yang terbatas ini akan ada banyak hal yang ingin saya capai dan ada beberapa keterbatasan yang menghalangi saya mencapainya.
Dengan 1 visi ini semoga segala harapan itu bisa dicapai oleh anak saya nanti.
Bismillahirohmanirohim, Insya'Allah, Amiiin...