Bising sekali..
Yap, itu yang saya rasakan saat ini..
Sejak saya menjabat sebagai sekretaris wilayah ISMKI wilayah 4,
dan berangkat ke munas, bertemu dengan orang-orang yang luar biasa,
semua berkata pada saya, "Ayo Er, Mencalonkan diri jadi sekjen! Nanti saya dukung!!"
*Kemudian Hening*
Sejak awal saya memang ga ada niatan buat mencalonkan diri jadi Sekjen ISMKI.
Beda dengan pada saat saya mencalonkan diri jadi sekwil.
Setelah berbagai pertimbangan, perenungan, dan kontemplasi yang cukup lama saya mendapatkan nilai kebenaran pribadi saya hingga saya berani mecalonkan diri.
Tapi kalo untuk sekjen..
Rasa-rasanya nggak deh..
Seiring berjalannya waktu,
sejak munas, kemudian diikuti dengan rakornas, justru makin jelas dalam hati bahwa saya tidak mau mencalonkan diri menjadi sekjen.
Jangankan di forum nasional, bahkan sampai di setiap forum wilayah selalu ada aja yang saya denger mendukung saya buat mencalonkan diri jadi Sekjen.
Ada apa sih dengan orang-orang ini..?
Kebisingan tentang hal ini makin menjadi-jadi,
tapi saya tetap tidak punya nilai kebenaran terhadapnya.
Maaf ya pembaca, saya bukan berniat pamer ini.
Tapi saya hanya ingin sharing pengalaman betapa tidak enaknya merasakan kebisingan seperti ini.
Hukum system thinking #2:
Karena saya tidak akan bisa menjadi tokoh yang melawan sistem,
Daripada saya terhanyut oleh sistem yang nantinya akan membunuh karakter ini.
Dengan hormat,
Tinggalkan saya wahai kebisingan dan yang memberikan kebisingan di sekitar saya..