Saya masih terus menanyakan pertanyaan ini..
Jujur dalam pemikiran saya wisuda hampir nggak ada artinya..
Kenapa?
Karena tanpa wisuda pun sebetulnya saya sudah memiliki gelar Sarjana Kedokteran.
Karena tanpa wisuda pun Rumah Sakit mau menerima saya menjalani pendidikan profesi dokter (Coass).
Karena tanpa wisuda pun, tidak ada pengaruh apapun bagi saya.
Sejak saya yudisium, saya sudah mengucapkan "Janji Dokter Muda" dengan khidmat.
Wisuda atau tidak saya masih harus tetap menjalani pendidikan profesi lanjutan setelah menjadi sarjana kedokteran.
Jadi buat apa Wisuda?
Wisuda bagi saya bukan sebuah akhir dari perjalanan akademik, karena saya masih harus kembali menuntut ilmu di rumah sakit.
Akhirnya malah ada beberapa pemikiran tentang kebijakan kampus bahwa sarjana kedokteran harus wisuda, lalu nanti saat menjadi dokter harus ikut wisuda lagi terkesan hanya alasan mencari uang semata.
Karena ikut wisuda harus membayar Rp 550.000,00.
Itu artinya dengan ikut wisuda 2x kan pendapatan kampus jadi jauh lebih banyak.
Namun semua pemikiran di atas berubah 180 derajat setelah saya benar-benar berangkat ke kampus dengan mengenakan Toga bersama orang tua dan eyang saya.
Wajah bahagia beliau-beliau ini, baik ekspresi, senyuman, maupun perkataan tidak bisa disembunyikan lagi bahwa mereka sedang berbahagia karena pada akhirnya saya diwisuda.
Tidak hanya keluarga, tapi teman-teman saya juga tidak jauh berbeda..
Dan wisuda bukan hanya sekedar untuk menghormati studi yang sudah saya lakukan selama hampir 4 tahun.
Apalagi sekedar untuk serah terima ijazah, jelas bukan itu tujuan dari wisuda..
Wisuda merupakan acara selebrasi yang ditujukan pada keluarga dan orang-orang yang menyayangi kita, yang telah membantu proses selama kita menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Bukan semata-mata untuk wisudawan, tapi lebih tertuju pada keluarga wisudawan yang sudah mengharap-harapkan hal ini semenjak memasukkan anaknya ke universitas untuk menuntut ilmu.
Inilah arti wisuda..
Bukan untuk saya, tapi untuk Papa dan Mama yang sudah menyekolahkan saya..
Bukan untuk saya, tapi untuk semua keluarga yang telah mendukung saya dalam menjalani pendidikan selama hampir 4 tahun..
Ternyata saya yang awalnya biasa saja dalam menyambut acara wisuda, justru merasa senang dan bersyukur sekali bisa mengikuti acara wisuda ini.
Bukan karena wisudanya, namun karena melihat wajah bahagia Papa, Mama, dan Eyang pada saat datang di wisuda saya kemarin..
Alhamdulillah saya bisa lulus sebagai Sarjana Kedokteran dengan IPK 3,68,
Dengan predikat "Cum Laude".
NB:
Kerasa gak sih kalo foto wisuda itu entah kenapa selalu berdiri berbaris rapi sejajar dan serius? Yah gampangnya kayak gini lah..
Karena gaya di atas sudah terlalu mainstream (pasaran),
maka MARI KITA LAKUKAN PERUBAHAN!!!
BECAUSE SOMETIMES..
SERIOUSNESS IS TOO OVERRATED..
AND FORMALITY IS TOO MAINSTREAM..
WHY SO SERIOUS..?